Minggu, 24 Mei 2009

FLU BABI(H1N1)

Apa itu Flu Babi?
Definisi
Flu babi adalah jenis penyakit pernafasan yang umumnya menjangkiti hewan ternak babi. Penyakit ini disebabkan oleh influenza tipe A, dimana penyakit ini berpotensi mewabah rutin pada babi dengan frekuensi jumlah kasus cukup tinggi namun jarang menjadi fatal. Walau memiliki kecenderungan mewabah pada musim semi dan musim dingin, H1N1 masih memiliki ‘jadwal’ siklus sepanjang tahun. Ada banyak jenis flu babi dan seperti flu pada manusia penyakit ini secara konstan berubah. Namun pada akhir Maret 2009 ditemukan kasus virus babi dengan jenis baru yang disebabkan oleh influenza tipe A subtipe H1N1 yang merupakan kombinasi antara flu babi, flu burung, dan flu manu
sia. Versi paling baru H1N1 berbeda: virus baru tersebut memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang menulari manusia, unggas dan babi. Badan Kesehatan Dunia (WHO), membenarkan bahwa setidaknya sejumlah kasus adalah versi H1N1 influenza tipe A yang tidak pernah ada sebelumnya. Terdata flu babi tipe baru tersebut sedikitnya telah menewaskan 81 orang dan menginfeksi sekitar 1.300 orang di Meksiko. Virus ini juga telah merambah ke Amerika Serikat dan menginfeksi 11 orang di California, Texas, dan Kansas.H1N1 Pada ManusiaFlu babi biasanya tidak menjalar pada manusia, meski kasus sporadis juga terjadi dan biasanya pada orang yang berhubungan dengan babi. Fenomena zoonotics (penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia, atau yang loncat spesies) memang merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang nyata dan serius. Penularan flu babi diperkirakan menyebar seperti flu musiman biasanya secara rutin yakni melalui batuk dan bersin. Dengan inkubasi 3 sampai 5 hari, secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI) dengan gejala klinis:
a. demam,b. batuk pilek,c. lesu dan letih,d. nyeri tenggorokan,e. napas cepat atau sesak napas,f. terkadang disertai mual, muntah,g. diare.
Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber. Adapun cara penularannya dapat melalui udara serta dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita.Namun demikian, meskipun tidak dianjurkan untuk mengonsumsi babi, daging babi masih aman dikonsumsi makan dengan syarat harus melalui proses masak matang terlebih dahulu dengan suhu 700C. Karena hingga saat ini belum ada bukti flu babi menular melalui konsumsi daging binatang yang terjangkiti.
Endemiologi
Dengan dugaan kemampuan proses penularan antar manusia ke manusia, virus jenis baru ini memiliki kecenderungan potensif menjadi pandemi.WHO sudah mengeluarkan peringatan kepada kasus-kasus di Meksiko dan Amerika Serikat memiliki potensi penyebaran lebih luas hingga menyebabkan pandemi global. Secara langsung WHO menegaskan situasi ini adalah serius. Pada April 2009 WHO mengatakan dunia hampir mendekati situasi pandemi flu dibandingkan tahun-tahun sejak 1968 - tingkat ancamannya adalah tiga dari skala enam. Tidak ada yang tahu dampak pandemi penyakit ini sepenuhnya, namun para pakar memperingatkan korban tewas bisa mencapai jutaan orang di seluruh dunia.Pandemi flu Spanyol pada tahun 1819 pernah menewaskan jutaan jiwa manusia, pula disebabkan oleh virus H1N1. Sementara parahnya wabah di Meksiko kemungkinan disebabkan oleh faktor wilayah yang tidak biasa yang kecil kemungkinan terjadi wilayah lain di dunia. Penanganan
Penanganan
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu, Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh ini. Namun demikian, masih belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baru ini, karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain. Himbauan untuk mewaspadai dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas apapun. Adakan jarak higienis dengan hewan yang berpotensi terjangkit.

Selasa, 21 April 2009

I am the son and the heir
Of a shyness that is criminally vulgar
I am the son and heir
Of nothing in particular

You shut your mouth
How can you say
I go about things the wrong way
I am human and I need to be loved
Just like everybody else does

I am the son and the heir
Of a shyness that is criminally vulgar
I am the son and heir
Of nothing in particular

You shut your mouth
How can you say
I go about things the wrong way
I am human and I need to be loved
Just like everybody else does

There's a club if you'd like to go you
Could meet somebody who really loves you
So you go, and you stand on your own and
You leave on your own and you go home,
And you cry and you want to die.

When you say it's gonna happen NOW,
When exactly do you mean? see I've already
Waited too long and all my hope is gone

You shut your mouth
How can you say
I go about things the wrong way
I am human and I need to be loved
Just like everybody else does

Rabu, 04 Maret 2009

ALAT-ALAT EKSTRAKTOR

Screw Press (Sistem Ekstraksi dengan Screw) Screw Press (Sistem Ekstraksi dengan Screw)
(Gambar)

Screw Press adalah salah satu jenis peralatan yang bekerja berdasarkan tekanan yang terjadi karena bentuk screw atau ulir, peralatan ini sering digunakan baik dalam industri proses makanan maupun dalam industri pengolahan selain makanan. Beberapa aplikasi peralatan yang menggunakan screw press adalah terdapat dalam industri pengolahan jahe instan, ekstraksi santan kelapa, ekstraksi sari buah jambu dan lain - lainnya. sedangkan dalam bidang pengolahan yang lain alat ini sering dipakai sebagai alat pencetak dengan sistem ekstrusi atau sering di sebut ekstruder, salah satu aplikasinya adalah dalam pencetakan pellet ikan dan batu bata. Kami dapat membuat beberapa aplikasi dari sistem screw press seperti yang telah tersebut di atas.

KMPS has a wide range of extractors to choose from, both static and agitated columns. Click on the column types below for more information on each.

· Static Columns
- Sieve Trays
- Random Packing
- Structured (SMVP) Packing

· Agitated Columns
- KARR® Column
- SCHEIBEL® Column
- Rotating Disc Contactor (RDC)
- Pulsed Column
- Special Designs

KMPS also offers a broad range of pilot scale extraction columns for rental or purchase. See the section on Bench Scale units or download the PDF brochure.

Bench Top Extraction Column

Sieve Tray Column

Characteristics

  • High capacity: 30-50 M3/M2-hr
  • Good efficiency due to minimum backmixing
  • Multiple interfaces can be a problem
  • Limited turndown flexibility
  • Affected by changes in wetting characteristics
  • Limited as to which phase can be dispersed

Packed Column - Structured (SMVP)

SMVP Structured PackingCharacteristics

  • High capacity: 40-80 M3/M2-hr
  • Poor efficiency due to backmixing and wetting
  • Limited turndown flexibility
  • Affected by changes in wetting characteristics
  • Limited as to which phase can be dispersed

Packed Column - Random

Typical Random PackingCharacteristics

  • High capacity: 20-30 M3/M2
  • Poor efficiency due to backmixing and wetting
  • Limited turndown flexibility
  • Affected by changes in wetting characteristics
  • Limited as to which phase can be dispersed

Ekstraktor berpengaduk

Characteristics

  • Highest capacity: 30-60 M3/M2-hr
  • Good efficiency
  • Good turndown capability (25%)
  • Uniform shear mixing
  • Best suited for systems that emulsify

SCHEIBEL® Column

Characteristics

  • Reasonable capacity: 15-25 M3/M2-hr
  • High efficiency due to internal baffling
  • Good turndown capability (25%)
  • Best suited when many stages are required
  • Not recommended for highly fouling systems or systems that tend to emulsify

Rotating Disc Contactor (RDC) Column

Characteristics

  • Reasonable capacity: 20-30 M3/M2-hr
  • Limited efficiency due to axial backmixing
  • Suitable for viscous materials
  • Suitable for fouling materials
  • Sensitive to emulsions due to high shear mixing
  • Reasonable turndown (40%)

Pulsed Column

Characteristics

  • Reasonable capacity: 20-30 M3/M2-hr
  • Best suited for nuclear applications due to lack of seal
  • Also suited for corrosive applications since can be constructed out or non-metals
  • Limited stages due to backmixing
  • Limited diameter/height due to pulse energy required

ESTER

ESTER

1. Definisi

Ester merupakan suatu senyawa turunan asam karboksilat yang diturunkan dengan mengganti bagian hidroksil (OH) dari gugus karboksilat deengan gugus OR.

Semyawa asam karboksilat dan ester mempunyai rumus molekul yang sama, yaitu CnH2nO2, tetapi gugus fungsinya berbeda. Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi

Sedangkan ester mempunyai gugus fungsi. asam karboksilat dan ester disebut berisomer fungsi.





2. Tata nama ester

Penamaan ester hamper sama dengan asam karboksilat, hanya saja karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus –OH alkil, maka nama asam diganti dengan alkyl dari R, sehingga ester mempunyai nama alkl alkanoat.



3. Isomer ester

Senyawa ester yang mengandung atom C lebih dari dua dapat mempunyai isomer, karena untuk satu rumus molekul ester 2 alkil diantara gugus karbonil dapat berbedA

1. Ester dengan 3 atom C

2. Ester dengan 4 atom C

4. Isomer fungsi antara ester dan asam karboksilat

Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat karena kedua golongan ini mempunyai rumus molekul yang sama.


5. Pembuatan ester

Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dengan alcohol dengan memakai katalisator asam sulfat. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi pengesteran (esterifikasi). Contoh:

1. Asam formiat (asam metanoat) dengan etanol membentuk etil formiat (etil metanoat)

2. Asam asetat (asam etanoat) dedngan methanol membentuk metal asetat (metal etanoat)

6. Kegunaan ester

  1. Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam karboksilat suku rendah dengan alcohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa ester ini banyak disintesis sebagai penyedap atau essence.

Tabel beberapa ester dan aromanya

Ester

Aroma buah-buahan

Etil asetat

Pisang selai

Etil butirat

Strawberry

Amil asetat

Nanas

Amil valerat

Apel

Oktil asetat

Jeruk

Disamping itu juga digunakan sebagai pelarut pada permukaan cat, cat kuku, dan perekat.

  1. Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega.

3. Ester dari alcohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi disebut sebagai lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin paraffin). Kegunaannya adalah untuk pemoles mobil dan lantai.

Etanol

Etanol

Etanol atau etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000). Sifat fisik etanol dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Sifat Fisik Etanol

Massa molekul relatif

46,07 g/mol

Titik beku

-114,1°C

Titik didih normal

78,32°C

Dentitas pada 20°C

0,7893 g/ml

Kelarutan dalam air 20°C

sangat larut

Viskositas pada 20°C

1,17 cP

Kalor spesifik, 20°C

0,579 kal/g°C

Kalor pembakaran, 25°C

7092,1 kal/g

Kalor penguapan 78,32°C

200,6 kal/g

Sumber: Rizani (2000)

Etanol atau alkohol dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain:

  1. Bahan baku industri atau senyawa kimia, contoh: industri minuman beralkohol, industri asam asetat dan asetaldehid.
  2. Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan plastik.
  3. Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah tangga dan peralatan di rumah sakit.
  4. Bahan baku motor.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah etanol yang dihasilkan dari fermentasi adalah mikroorganisme dan media yang digunakan, adanya komponen media yang dapat menghambat pertumbuhan serta kemampuan fermentasi mikroorganisme dan kondisi selama fermentasi (Astuty, 1991). Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan selama fermentasi adalah pemilihan khamir, konsentrasi gula, keasaman, ada tidaknya oksigen dan suhu dari perasan buah.

Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30°C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.

Etanol pada proses fermentasi alkoholik terbentuk melalui beberapa jalur metabolisme bergantung jenis mikroorganisme yang terlibat. Untuk Saccharomyces serta sejumlah khamir lainnya, etanol terbentuk melalui jalur Embden Meyernof Parnas (EMP), reaksinya sebagai berikut (Rizani, 2000):

  1. Glukosa difosforilasi oleh ATP mula-mula menjadi D-glukosa-6 fosfat, kemudian mengalami isomerasi berubah menjadi D-frukstoda-6 fosfat dan difosforilasi lagi oleh ATP menjadi D-fruktosa-1, 6 difosfat.
  2. D-fruktosa-1, 6 difosfat dipecah menjadi satu molekul D-gliseraldehid-3 fosfat dan satu molekul aseton fosfat.
  3. Dihidroksi aseton fosfat disederhanakan menjadi L-gliserol-3 fosfat oleh NADH2.
  4. ATP melepaskan satu molekul fosfat yang diterima oleh gliseraldehid-3 fosfat yang kemudian menjadi D-1, 3 difosfogliserat dan ADP.
  5. D-1, 3 difosfogliserat melepaskan energi fosfat yang tinggi ke ADP untuk membentuk D-3 fosfogliserat dan ATP.
  6. D-3 fosfogliserat berada dalam keseimbangan dengan D-2 fosfogliserat.
  7. D-2 fosfogliserat membebaskam air untuk menghasilkan fosfoenol piruvat.
  8. ATP menggeser rantai fosfat yang kaya energi dari fosfoenolpiruvat untuk menghasilkan piruvat dan ATP.
  9. Piruvat didekarboksilasi menghasilkan asetaldehid dan CO2.
  10. Akhirnya asetaldehid menerima hidrohen dari NADH2 menghasilkan etanol.

Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir. Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan etanol adalah dari genus Saccharomyces. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi etanol adalah mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan etanol banyak, tahan terhadap konsentrasi etanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi garam tinggi, pH optimum fermentasi rendah, temperatur optimum fermentasi sekitar 25-30°C serta tahan terhadap stress fisika dan kimia.

Fardiaz (1992), fermentasi etanol meliputi dua tahap yaitu:

1. Pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom hidrogen melalui jalur EMP (Embden-Meyerhoff-Parnas), menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa.

2. Senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membntuk senyawa-senyawa hasil fermentasi yaitu etanol.

Hasil optimal yang diharapkan bila dinyatakan dengan persentase berat yang difermentasi adalah:

  • Etil alkohol 48,4%
  • Karbondioksida 46,6%
  • Gliserol 3,3%
  • Asam suksinat 0,6%
  • Selulosa dan lainnya 1,2%

2.2. Kulit Nenas

Nenas merupakan salah satu jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan di Indonesia. Dari data statistik, produksi nenas di Indonesia untuk tahun 1997 adalah sebesar 542.856 ton dengan nilai konsumsi 16,31 kg/kapita/tahun (Anonymous, 2001). Dengan semakin meningkatnya produksi nenas, maka limbah yang dihasilkan akan semakin meningkat pula.

Menrut Suprapti (2001), limbah nenas berupa kulit, ati/ bonggol buah atau cairan buah/ gula dapat diolah menjadi produk lain seperti sari buah atau sirup. Menurut Kumalamingsih(1993), secara ekonomi kulit nenas mash bermanfaat untuk diolah menjadi pupuk dan pakan ternak. Komposisi limbah kulit nenas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Hasil Analisis Proksimat Limbah Kulut Nenas Berdasarkan Berat Basah

Komposisi

Rata-rata Berat Basah (%)

Air

86,70

Protein

0,69

Lemak

0,02

Abu

0,48

Serat basah

1,66

karbohidrat

10,54

Sumber: Sidharta (1989)

Pembuatan starter

Proses pembuatan starter yaitu medium fermentasi sebanyak 100 ml diinokulasi dengan 3 ose Saccharomyces cerevisiae. Media untuk starter dikocok dalam waterbath shakeer dengan kecepatan 15 rpm dan diinkubasi pada suhu kamar sampai pertumbuhan selnya mencapai fase logaritmik.

Proses Fermentasi

Media fermentasi yang telah disiapkan dimasukkan fermentor sebanyak 300 ml. Pada masing-masing media fermentasi yang berbeda ini diinokulasikan inokulum Saccharomyces cerevisiae yang pertumbuhannya telah mencapai fase log di media starter sebanyak 6-10% dari volume media. Masa inkubasi pada suhu kamar selama 4 hari.

Langkah - langkah dalam proses pembuatan etanol (sampai menjadi bahan bakar) secara garis besar ada tiga macam yaitu. Proses fermentasi, destilasi, dan dehidrasi.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. (kandungan etanol 7-9% untuk bahan dari ubi kayu)

Destilasi merupakan proses pembuangan air dari dalam etanol yang kadar airnya masih tinggi. Prinsip dasar dari proses destilasi adalah memisahkan dua buah campuran cairan (dalam hal ini etanol dan air) dengan memanfaatkan perbedaan titik didih dari kedua zat cair tersebut. Etanol yang titik didihnya lebih rendah (80 derajat) dari air (100 derajat) akan diuapkan dengan jalan memanaskanya. Air akan tinggal dan etanol akan menguap, uap etanol ini dijadikan cairan lagi dengan cara mendinginkanany. Dalam proses destilasi ini kadar etanol sampai 96%.

Proses dehidrasi merupkan proses untuk membuang air sampai menjadi 99,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi alternatif. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran pervoration.

dikutip dari beberapa sumber